Motivation, Personal

Tentang Keyakinan (Keep the Faith!!)

Keep the Faith!!

Janji Allah Swt itu pasti.. asalkan kita meyakininya dengan sepenuh hati bahwa janji Allah itu benar.

Pokoknya kita ngga perlu pusing memikirkan darimana Allah Swt akan membalas kebaikan, amal ibadah, amal sholeh yang kita perbuat….yang penting adalah kita meyakini bahwa akan ada jalan..

Yakinlah bahwa Allah Swt akan menyelesaikan  permasalahan terberat yang kita udah nggak sanggup menanggungnya..

Yakinlah bahwa Allah Swt akan mengangkat kesulitan hidup yang kita udah nggak sanggup menjalaninya..

Tugas kita hanya mencari keridhoan Allah Swt dengan berupaya menjalani semua perintahnya & menjauhi larangannya…

Perbanyak mengingatNya Dzikir).. Memohon ampunanNya…Memohon pertolonganNya(Sabar & Shalat)..

Insya Allah… derajat kita akan dinaikkan,  dosa kita akan dihapuskan, rezeki akan didekatkan, keinginan akan diwujudkan..

 

 

 

Marriage, Personal

Patience is the key…

Masih teringat di awal tahun itu (2011) saat masih Single and “lonely”,  tiba-tiba ada kakak kelas yang ngirim pesan isinya menawarkan kalau ada yg tertarik ingin taaruf sama saya lewat perantara dia…it’s just the beginning of the story

Pada tengan tahun itu saya mendapat tawaran untuk magang di Geneva, Swiss. Hari -hari dilalui dengan kesabaran dan keyakinan bahwa suatu hari nanti Allah akan membalas kesabaran & keteguhan seorang hambaNya yang belum menikah dalam menjaga izzah (kehormatannya).

Walaupun saat itu saya dan (calon) suami yang sedang menjalani proses taaruf lewat perantara teman, saat itu kami sedang  berada di Eropa (antara Paris & Geneva)…saat itu kami sedang menyelesaikan kuliah S2, saya di Malaysia dan dia di SaudiArabia.

Sepulangnya dari menyelesaikan kuliah S2 di Malaysia, saya bekerja menjadi seorang dosen di sebuah PT Swasta. Dan.. si (calon) suami juga sedang mencari lowongan.. jadilah dia melamar di PT Swasta tempat saya bekerja…

Subhanallah..Alhamdulilah.. kami dimudahkan untuk menjalani proses menuju pernikahan tanpa menjalani “pacaran ” yang bisa dibilang hanya orang yang memiliki kesabaran yang bisa menjalani proses yang berat ini..dan berkesempatan ber honeymoon ke kampus S2 saya di Malaysia

Satu tahun…berlalu,,Alhamdulilah.. kami diberikan seorang anak laki-laki

Dua tahun…Alhamdulilah.. kami diberikan kabar memperoleh beasiswa S3 di Australia

Lima tahun..Alhamdulilah.. kami telah diberikan kemurahan rizkiNya untuk membeli rumah..

Enam tahun..Alhamdulilah.. saya, suami & anak kami diberikan kesempatan untuk mengunjungi Milan , Geneva kota yg dulunya saya magang, & jalan-jalan di pegunungan di Swiss..

44761526_10215435151063367_4865841786204979200_n.jpg

Di  tahun ke-Tujuh ini… mohon doanya saya dan suami sedang merancanakan berangkat Haji dari Australia

Allahu akbar… yakinlah bahwa ketetapan Allah yang terbaik ,, kita diminta untuk menjaga diri sebelum menikah dan memilih calon yang baik yang nantinya akan dilengkapi oleh Allah Swt.

Islamic Knowledges, Personal

Islam di Singapura

Sepekan yang lalu alhamdulilah saya berkesempatan untuk mengunjungi sahabat saya yang tinggal di Singapura, namanya Shahfiza karena ia lebih tua saya memanggilnya kak Fiza. Tahun lalu saya juga pernah berkunjung kesana sewaktu saya mengikuti pertukaran pelajar di Malaysia.

Kali ini saya berkunjung dengan adik saya. Saya tidak sengaja bertemu dengan Kak Fiza di Kuala Lumpur sewaktu saya sedang mengurus keperluan di Universitas saya belajar dulu. Saat ini Kak Fiza sedang menyelesaikan thesis masternya , sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk bertemu dengannya lagi dan saya pun kembali diajak untuk berkunjung ke rumahnya. Waktu yang ditempuh dari KL ke Singapura sekitar 5 jam dengan bis.

Keluarga kak Fiza tinggal di daerah Southwest, yang mayoritas penduduknya adalah etnis cina. Walaupun begitu di komplek apartemen tempat tinggalnya juga terdapat sebuah masjid.

Dana pembangunan dan pengelolaan masjid itu diperoleh dari potongan penghasilan yang dikenakan ke penduduk muslim di daerah itu. Kak Fiza memberitahukan bahwa di setiap kawasan tempat tinggal terdapat sebuah masjid, walaupun begitu tetap saja tidaklah mudah menemukan masjid atau mushola disana jika dibandingkan dengan di KL. Sempat dua kali saya dan kak Fiza harus shalat di dekat toilet karena tidak adanya fasilitas mushola di sebuah tempat wisata disana.

Tapi sempat juga kami shalat di masjid, salah satunya di masjid yang tertua disana yakni Masjid Sultan.

Masjid Sultan di Kampung Glam, Singapura merupakan masjid pertama yang dibangun di sana. Hingga kini, masjid bersejarah itu masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan asing yang datang ke Singapura. Struktur awal masjid ini dibangun sekitar tahun 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapura, yang menjalankan aktivitas perdagangan dengan masyarakat Arab, Boyan dan Bugis sebelum kedatangan pedagang-pedagang Tionghoa.

Saat ini terdapat 69 mesjid di Singapura yang dikelola oleh MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura). 23 masjid itu dibangun menggunakan Bangunan Masjid dan Mendaki Fund (MBMF). Masjid Al-Mawaddah, beserta dua puluh tiga MBMF masjid  secara resmi dibuka pada Mei 2009.

Saat ini jumlah muslim di Singapura sekitar 15 persen dari jumlah penduduk keseluruhan (sekitar 650 ribu orang dari 3.5 juta jumlah penduduk keseluruhan- sumber: VOA islam). Etnis muslim melayu merupakan etnis terbesar kedua setelah etnis Cina 77 persen, dan ketiga yakni etnis India 8 persen.

Muslim di Singapura mayoritas berasal dari Malaysia. Banyak kesamaan baik dalam tatacara maupun kultur kehidupan diantara muslim di kedua negara tersebut.

Dahulu Singapura merupakan bagian dari Malaysia, sebelum akhirnya berpisah dan mendirikan negaranya sendiri pada tahun 1965. Berdasarkan sumber sejarah sultan kerajaan Melayu dahulu sempat menguasai negeri Singapura hingga tahun 1835 Masehi.

Terdapat 6 buah madrasah Islam di Singapura, diantaranya madrasah Al-Irsyad Al-Islamiah, madrasah Al-Maarif Al-Islamiah, madrasah Alsagoff Al-Islamiah, madrasah Aljunied Al-Islamiah, madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah, dan madrasah Wak Tanjong Al-Islamiah. Kak Fiza bersekolah di madrasah Al-Maarif Al-Islamiah sewaktu SMA dan madrasah Alsagoff Al-Islamiah sewaktu ia SMP.
Untuk negara non muslim, Singapura tergolong mudah untuk mencari makanan halal. Biasanya di food court-food court, ada 1-2 kedai makanan halal (Malay/Indian) dan kebanyakan restoran fastfood disana menyediakan makanan halal.

Personal

Sekeping Kenangan Masa Kecil..

Berawal dari keinginan tiba-tiba untuk mencari teman-teman masa kecil saya di Facebook….
Ternyata saya berhasil menemukan sebuah grup Sekolah saya dulu, Tonsley Park Primary School, sebuah sekolah dasar negeri yang terletak di sebuah kota kecil di Adelaide, Australia Selatan.

Semua kenangan tentang masa kecil yang begitu indah dan menyenangkan
kembali dalam benak saya. Masa-masa dimana saya mulai belajar membaca, menulis, dan bermain .

Saya masih ingat meskipun sedikit, waktu itu saya pernah mengikuti
lomba triatlon di sekolah, senang sekali rasanya melompat diatas trampolin, berlari kemudian meluncur di perosotan balon yang sangat empuk *sambil berkhayal :P*

Di sekolah saya suka sekali melukis terutama melukis menggunakan telapak tangan karena bisa main cat air sesukanya hehe……
Saya juga suka bernyanyi 😀 ,  lagu Nursery Rhymes yang paling sering saya nyanyikan adalah lagu Jack & Jill dan lagu Humpty Dumpty, sampai kini saya masih ingat lirik lagunya.
Ini foto saya berada di tengah-tengah teman-teman sekelas dan para guru..

Saya juga ingat waktu itu pernah mengikuti sebuah festival kebudayaan Indonesia ketika acara tujuhbelasan disana. Saya bersama beberapa kawan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu Tujuh Belas Agustus, dan lagu-lagu daerah lainnya.
Waktu itu umur saya sekitar 7 tahun. Tebak yang dimanakah saya? 😛

Jika ada suatu perayaan hari besar seperti tahun baru , saya biasanya diajak ke pusat kota, disana ada karnaval mobil-mobil hias yang sangat indah. Karnaval biasanya berlangsung dari pagi hingga siang hari.

Kangguru adalah hewan yang paling terkenal disana, saya pernah diajak mengunjungi tempat penangkaran Kangguru beberapa kali oleh sekolah dan teman-teman orangtua saya. Disana kami diperbolehkan memberi makan Kangguru, lucu sekali melihat binatang itu melompat-lompat sambil membawa anaknya di perutnya.


Jika musim dingin datang, maka saya selalu diharuskan memakai mantel kalau keluar rumah. Siang hari di musim Winter terasa sangat dingin, apalagi malam harinya, biasanya rumah kami dipasangi heater tetapi akibatnya biaya listrik yang dikeluarkan menjadi lebih mahal karena untuk memasang heater memerlukan watt yang sangat tinggi. Ini foto saya dengan adik di musim Winter, kami berfoto di depan sebuah gedung(lupa gedung apaan, sepertinya sebuah katedral).

Saya juga ingat waktu itu saya pernah diajak oleh ayah dan ibu saya jalan-jalan ke kota Melbourne dan Sydney. Kami menginap di rumah teman ayah saya yang tinggal di Melbourne.
Ini foto saya bersama kedua orangtua di depan Sydney Opera House.

Senangnya….kapan ya bisa kesana lagi bersama kedua orang tua…berfoto lagi disana setelah sekitar 15 tahun lamanya

Berikut merupakan sepenggal tulisan tentang pentingnya kenangan masa kecil , terdapat dalam buku The Brothers Karamazov yang ditulis oleh  Fyodor Dostoyevsky :

“Kamu harus tahu bahwa tiada satu pun yang lebih tinggi,
atau lebih kuat atau lebih baik,
atau pun lebih berharga dalam kehidupan nanti daripada
kenangan indah terutama kenangan manis di masa kanak-kanak.

Kamu mendengar banyak hal tentang pendidikan,
namun beberapa hal yang indah, kenangan berharga yang tersimpan sejak kecil adalah mungkin itu pendidikan yang terbaik.

Apabila seseorang menyimpan banyak kenangan indah di masa kecilnya,
maka kelak seluruh kehidupannya akan terselamatkan.
Bahkan apabila hanya ada satu saja kenangan indah yang tersimpan dalam hati kita, maka itulah kenangan yang akan memberikan satu hari untuk keselamatan kita.”

International, Personal

My Road to Europe

Terinspirasi oleh tulisan seorang teman tentang bagaimana perjuangannya ke Eropa, saya terdorong untuk menuliskan kisah perjuangan saya sendiri.

Sekitar bulan November 2008, saya bersama seorang teman mengunjungi sebuah pameran pendidikan Eropa. Kami berdua hanya bisa terpukau oleh betapa hebatnya dunia pendidikan disana. Dan saya mulai bermimpi untuk mengunjungi salah satu negara bagian Uni-eropa.

Dan akhirnya sebuah kesempatan itu tiba………
“Congratulations, you are invited to attend an International Student Conference in Ilmenau , Germany…but you have to support yourself
for travelling to the venue.”

Saat menerima undangan itu saya tidak sedang di tanah air.

Undangan itu tidak terlalu saya tanggapi karena toh saya  tidak akan mampu memperoleh dana kesana. Apalagi saya tidak sedang di tanah air, gimana cara bikin Visanya coba? Banyak pertanyaan yang muncul di benak saya saat itu…dan semua mengarah ke kemustahilan saya untuk berangkat kesana.

Tapi sekitar semingggu kemudian ada email di sebuah milis…

“Haiii teman, saya  sedang mencari peserta dari Indonesia yang diundang ke acara International Student Conference in Ilmenau , Germany ..Tolong hubungi saya ! “ …. dan beberapa orang membalas email itu.

Ternyata saya punya teman-teman yang bernasib sama.

Akhirnya sebulan kemudian sudah terkumpul sekitar 13 orang yang juga diundang dalam sebuah milis, semua hal dibicarakan di milis itu dari mulai persiapan keberangkatan, biaya pesawat termurah , sampai kesenian apa yang akan kami tampilkan di acara tersebut.

Jujur, tanpa adanya semangat dan optimisme  dari milis itu saya merasa mustahil untuk memenuhi undangan acara itu. Saya sendirian mencari dukungan finansial di negeri orang,,,sedangkan teman-teman saya mencari dukungan secara bersama-sama ditanah air.

Yang pertama saya lakukan disana adalah ke KBRI, ya setidaknya ada kemungkinan memperoleh dukungan dari atase-atase kebudayaan/pendidikan disana. Walaupun saya tidak memperoleh dukungan finansial, tapi saya mendapat dukungan moril yang cukup besar. Mereka memberikan link-link orang dep.budpar yang concern untuk memberikan support bagi kegiatan seperti ini. Saya juga memperoleh insight & motivasi dari atase pendidikan disana.

Hari semakin dekat ke hari-H, sisa waktu ini saya hanya bisa pasrah mengharapkan adanya berita baik dari tanah air barangkali ada yang memperoleh sponsor yang mau membiayai perjalanan kami bertiga belas. Tapi hasilnya nihil kebanyakan sponsor hanya memberikan bantuan sekitar 30-50 % dari total biaya yang kami butuhkan. Saya juga harus mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir semester disana.

H-14, 10 orang dari teman saya sudah pasti berangkat karena mereka sudah mendapatkan visa dan tiket. Sedangkan saya entahlah,,,uang untuk beli tiket saja nggak ada apalagi buat visa. Ya hari itu saya benar-benar pasrah sepasrahnya, Kalau memang saat ini saya belum bisa ikut teman-teman kesana ya mungkin ini yang terbaik bagi saya.
Tapi entah kenapa malamnya tante saya menanyakan kabar saya,,kebetulan tante saya ini tinggal di luar negri dan sangat mendukung saya untuk belajar di luarnegri. Saya langsung curhat tentang keadaan saya saat itu, yang benar-benar sudah pasrah kalau nggak bisa mengikuti acara konferensi pelajar itu.
Tapi ternyata tante saya malah menanyakan berapa dana yang saya butuhkan kesana…alhamdulilah saat itu Malaysia Airlines sedang promo besar-besaran tiket KL-FRA-KL yang biasanya $1000 jadi $600.
Esoknya tante saya menghubungi kalau dia mau memberikan bantuan tiket yang saya butuhkan.
Alhamdulilah,,pertolongan Allah memang datang di saat-saat yang tak terduga.

H-12, saya meminta surat rekomendasi dari bagian pendidikan fakultas, namanya prof. Phang, beliau orang tionghoa yang paling baik yang pernah saya kenal di Malaysia.
H-11, Saya mendaftar untuk memperoleh visa Schengen di kedutaan Jerman yang ada di jl. Tun Abdul Razak, KL. Saya pergi sendirian kesana naik LRT dan disambung taksi dengan membawa form aplikasi , surat rekomendasi , paspor, dan bukti booking tiket online, dan pas photo.
Ternyata ukuran foto saya salah, saya harus berjalan sekitar 1 km untuk mencetak foto di studio foto terdekat. Uang saya waktu itu sangat terbatas, saya nggak mampu naik taksi kesana. Akhirnya saya berjalan bolak-balik sejauh 1 km dari kedutaaan ke kantor german-embassy. Alhamdulilah paspor saya tidak harus ditahan disana, karena 3 hari lagi saya sudah harus pulang ke Jakarta.

H-10 , Saya belajar untuk mempersiapkan 2 ujian akhir semester,  di sela-sela waktu itu uang dari tante saya sudah dikirim ke rekening saya.

Akhirnya saya pergi ke kantor Malaysian Airlines di KL sentral untuk membeli tiket, alhamdulilah saya masih kebagian tiket promosi, dan tiket yang saya beli itu adalah tiket promo terakhir seharga $600. Setelah saya membeli, tiket balik ke harga semula yakni $1000.
H-9, Ujian akhir semester terakhir. Siang harinya saya membeli hadiah perpisahan untuk kawan-kawan asrama saya. Malamnya makan malam perpisahan dengan kawan-kawan asrama, kami juga berfoto bersama di aula.

Sungguh perpisahan yang sangat berkesan, saya memperoleh beberapa hadiah dari teman asrama saya. Mereka membuatkan kue perpisahan bagi saya dan teman saya yang besok akan pulang ke Indonesia.

H-8, Saya kembali ke Jakarta. Saya rindu sekali dengan orangtua saya,4 bulan adalah waktu terlama dalam hidup saya berpisah dengan mereka.

H-7, Saya membuat surat permohonan dana ke fakultas dan ke rektorat. Saya juga menyelesaikan draft laporan skripsi saya untuk mendapatkan masukan dari dosen pembimbing skripsi .

H-3, Akhirnya uang bantuan dari fakultas dan rektorat turun juga. Alhamdulilah dengan uang tersebut saya bisa memperoleh uang saku kesana. Sorenya saya menukarkan uang tersebut ke mata uang Euro & US dollar
H-2, Saya berangkat ke KL sendirian..ya ini pengalaman pertama saya sendirian ke luar negri. Saya hanya diantar oleh ayah saya, sekitar jam 4 pagi kami berangkat ke bandara karena penerbangan saya jam 7.30. Saya tiba di KL jam 10.30 waktu sana. Sambil membawa seluruh koper dan barang bawaan lainnya saya langsung menuju ke german-embassy untuk mengambil visa schengen saya yang saya apply 10 hari yang lalu.
Bayangkan bawa koper naik LRT & taksi sendirian untuk pertama kalinya di negeri orang,,benar-benar pengalaman tak terlupakan. Sorenya saya menginap di asrama menumpang di salah satu kamar teman,,mereka senang sekali karena waktu itu saya membawa beberapa makanan indonesia yang mereka sudah rindukan sekali.

H-1, Pagi itu saya mengunjungi teman-teman di asrama sambil memberikan beberapa oleh-oleh dari Indonesia, siangnya belanja ke Mydin ditemani teman-teman asrama , karena perbekalan makanan saya selama 10 hari di Jerman masih kurang.
Sorenya saya kembali ke asrama untuk mandi dan bersiap-siap karena selepas maghrib akan menuju bandara KLIA. Teman-teman saya mengantar hingga KL sentral. Dari KL Sentral saya check-in memasukkan barang ke pesawat (inilah hebatnya MalaysiaAirlines, check-in pesawat bisa dilakukan di stasiun). Setelah itu saya membeli tiket kereta KLIA ekspres yang langsung menuju bandara KLIA. Saya tiba di KLIA pukul 20.30, Pesawat saya akan boarding pukul 23.00.

Selepas shalat Isya saya memanjatkan do’a agar saya diberi keselamatan hingga tiba di tempat tujuan. Saat-saat itu saya agak cemas karena ini merupakan perjalanan terjauh yang saya lakukan seorang diri. Teman-teman dari Indonesia sudah berangkat semua dari tanah air.
Saya tidak berangkat bersama mereka karena harus mengambil visa di KL terlebih dahulu dan karena uang saya hanya cukup untuk penerbangan dengan MalaysianAirlines yang keberangkatannya dari KL.

Pukul 23.30 , pesawat saya tinggal landas. Saya duduk di samping seorang pria berkebangsaan Inggris, ia ingin mengunjungi temannya di Cologne. Selama perjalanan ia hanya tidur, sedangkan saya benar-benar merasa cemas dan hanya bisa berdo’a sepanjang perjalanan..

Pukul 7.00 waktu Frankfurt, pesawat tiba. Akhirnya itu adalah langkah pertama saya di Eropa…saat itu cuaca sedang cerah meskipun suhunya sekitar 7 derajat celcius.

Saya langsung membeli kartu telepon dan menghubungi orang kedutaan yang akan menjemput saya & teman-teman di bandara. Ternyata saya telah ditinggal karena mereka telah menunggu terlalu lama. Memang pesawat saya delay sekitar 1 jam, sehingga saya harus sendirian menuju ke tempat acara yang butuh waktu 5 jam naik kereta untuk sampai disana.
Dari bandara saya menuju ke Frankfurt Main Hauptbanhof (Stasiun). Disana saya harus menunggu sekitar 5 jam karena kereta baru berangkat pukul 15. Saya melihat ada paket tur keliling kota Frankfurt selama 2 jam. Akhirnya saya mengikuti tur tersebut selama menunggu kereta berangkat.

Saat itu saya bersama dengan beberapa turis asal Paris dan Cina. Untung saja guide-nya dapat berbahasa Inggris jadi saya dapat memahami apa yang ia sampaikan. Kami mengunjungi Romer, menyusuri Sungai Rheine, dan menapaki sejarah kebudayaan Jerman di musium Goethe.

gothe haus

Sorenya saya naik kereta menuju Ilmenau, saya harus berhenti di dua stasiun untuk berganti kereta. Stasiun pertama sekitar satu jam dari Frankfurt, saya harus menggotong seluruh koper & bawaan sambil naik turun tangga Alhamdulilah tidak ketinggalan kereta. Tetapi ketika untuk kedua kalinya saya harus ganti kereta, saya tertidur selama perjalanan 3 jam itu.  Mata saya sudah terlalu lelah karena selama di pesawat hanya tidur 2 jam saja, akhirnya ketika bangun tidur saya sadar kalau saya ketinggalan kereta. Saat itu saya mencoba mengejar kereta tetapi tidak berhasil. Akhirnya saya terpaksa menunggu kereta yang berikutnya selama 1 jam.  Itu adalah kereta terakhir, dan saat itu sudah pukul 19.30, tetapi malam belum datang karena maghrib disana baru sekitar pukul 20. Setelah naik kereta berikutnya lagi-lagi saya ketiduran karena Jetlag yang semakin parah. Sekitar pukul 23 saya tiba di Ilmenau. Seorang petugas stasiun sampai harus mengetok jendela untuk membangunkan saya.

Saya harus naik kereta berikutnya menuju ke Max Planck, tempat acaranya berlangsung. Di stasiun itu saya benar-benar seorang diri, syukur setelah naik kereta bertemu dengan beberapa penumpang lain. Akhirnya tiba di Max Planck, dan disana ketua panitia telah menjemput saya dengan mobil vannya  .

Benar-benar perjalanan ke Eropa yang tidak akan pernah saya lupakan

Personal

My Resolutions for 2010

I am writing this in my blog without any purpose… just for the sake of reminding me to commit to what I have made for my resolutions.

These are my resolutions (prioritized by the level of probability to be achieved):

• Learn to cook & to drive

• Read and memorize more (3-4 books/ month, 1-2 surrah/month )

• Continue my study (preferably abroad, perhaps in information technology/information management/business administration)

• Start my own business (I’m working in someone’s business now and I’m in the process of learning from my job)

Motivation, Personal

Belajar dari Negeri Ginseng

Tulisan ini merupakan sebuah refleksi pembelajaran yang saya peroleh setelah mengunjungi negeri K dan membaca sebuah buku yang sangat hebat yang ditulis oleh Ann Wan Seng.

Mengutip pernyataan dari Ann Wan Seng bahwa beliau merasa tidak lengkap bila tidak menyertakan  resep negara Korea dalam buku yang ditulisnya, resep itu berisikan rahasia bagaimana Korea menjadikan negara mereka menjadi  bagian dari negara-negara maju yang perekonomiannya diakui saat ini. Walaupun bangsa Korea tidak memiliki latar belakang sejarah yang terkenal dan tidak memiliki kondisi geografis yang strategis, hal-hal tersebut tidak menghalangi kesuksesan dan kemajuan mereka dalam setiap bidang yang mereka geluti. Bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, segala ketebatasan dan kekurangan mereka ubah menjadi faktor pendorong menggapai keberhasilan.

Bangsa Korea tidak lebih dikenal dibandingkan dengan Cina dan Jepang, hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan geografisnya yang terletak jauh di utara dan minimnya informasi yang beredar mengenai rahasia kesuksesan bangsa ini.

Sayangnya, kebanyakan dari generasi muda Indonesia saat ini hanya menggemari bangsa ini dari sisi entertainment saja misal: film dan musik, tetapi kurang memahami bagaimana filosofi dari negara dan rakyatnya yang sangat penting untuk dipelajari jika bangsa Indonesia ingin jauh lebih maju lagi.

Hal-hal yang perlu kita ketahui diantaranya bagaimana tata kehidupan, cara berpikir, strategi, dan sistem yang tepat yang dapat mengubah sebuah bangsa konservatif menjadi bangsa yang dinamis dan inovatif.

Jika kita pernah merasakan sendiri detak kehidupan disana, kemungkinan besar yang kita rasakan adalah nuansa kerja keras dan kedisiplinan sebagai prinsip dasar yang mereka junjung dalam kehidupan.

Jika berkaca pada negeri sendiri dimana Indonesia memiliki luas wilayah yang lebih dari 10 kali lipat Korea Selatan. Lingkungan serta sumber daya alam yang dimiliki Indonesia pun sudah tak diragukan lagi.

Namun sayangnya, Indonesia masih belum mampu seperti Korea Selatan. Padahal Indonesia dan Korea Selatan merdeka pada tahun yang sama. Perbedaannya adalah, Korea Selatan mampu mengoptimalkan sumber daya manusia yang mereka miliki ditambah dengan semangat “Ppalli-ppalli”.

“Ppalli-ppalli” atau cepat-cepat telah tertanam di benak setiap warga Negara Korea Selatan. Hingga menjadikan masyarakat Korea Selatan menjadi individu yang tangkas dalam melakukan segala hal dan semuanya harus dilakukan dengan benar sekaligus cepat. Karena jika tidak cepat mereka akan terus tertinggal. Kata yang sederhana, namun memiliki arti yang mendalam hingga mampu menghantarkan Korea Selatan menjadi salah satu Negara macan Asia. Kapankan Indonesia memiliki semangat “Ppalli-ppalli” yang serupa dan menjadi salah satu Negara yang patut diperhitungkan di dunia?

International, Personal, Tips

Tips Memperoleh Dana Sponsor Untuk Kegiatan Mahasiswa ke Luar Negri

Perjuangan memperoleh bantuan sponsor untuk suatu kegiatan mahasiswa memang susah-susah gampang, apalagi untuk kegiatan acara ke luar negri yang membutuhkan dana yang cukup besar untuk transportasi dan akomodasi.

Berikut ini merupakan pengalaman saya dan teman-teman selama mencari bantuan dana untuk membiayai kegiatan acara kami di luar negri, semoga bermanfaat kalau nanti ada teman-teman mahasiswa yang membutuhkan informasi sponsorship.

Pemohonan dana dapat ditujukan ke instansi pemerintahan maupun BUMN/swasta. Untuk instansi pemerintah, terdapat skema bantuan yang ditawarkan oleh Depdiknas yang dapat diajukan secara online

dengan mendaftarkan diri ke website http://www.bantuan.diknas.go.id.

Selain itu juga dapat mengajukan proposal ke Departemen Pariwisata dapat mengajukan ke direktorat promosi luar negri, ke Departemen Pemuda & Olahraga dapat mengajukan ke direktorat pemberdayaan pemuda, ke Departemen Luar Negri, ke pemerintah daerah asal Universitas, ke bagian diplomasi kedutaan negara tempat acara dilaksanakan.

Perlu diingat bahwa sebaiknya pihak sponsor yang dimintai dana disesuaikan dengan tema kegiatan yang akan diikuti.

Misal kegiatan bertema lingkungan dapat mengajukan dana ke kementrian lingkungan hidup.

Untuk instansi BUMN & Swasta, dapat mencoba mengajukan proposal ke Pertamina: Mengajukan ke Bagian Humas,

PT. Garuda Indonesia : Mengajukan permohonan pembiayaan transportasi langsung ke Direktur utama,

PT.Unilever Indonesia : Mengajukan ke Bagian Humas.

Selain itu, jika kegiatan yang akan diikuti memberikan kesempatan untuk mempromosikan produk dalam negri dapat juga mengajukan

proposal ke para pengusaha Produk Nasional: Menghubungi secara langsung ke perusahaan sambil mengajukan proposal.

Jika ada perusahaan asing asal negara tempat kegiatan yang memiliki cabang di Indonesia dapat juga mengajukan untuk permohonan sponsorship.

Selain itu jika memiliki kemampuan menulis yang baik , dapat juga mencoba mengirimkan artikel hasil kegiatan selama di luar negri ke media massa lokal agar mendapatkan royalti penulisan misalnya ke Tempo, Kompas, Media Indonesia, dll. Cukup dengan menghubungi kantor media yang dituju.

Isi Proposal yang kita ajukan sebaiknya:

  • Melampirkan surat rekomendasi dari pihak kampus yang berisi nama-nama mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan
  • Melampirkan surat keterangan permohonan dana
  • Mencantumkan latar belakang kegiatan serta tujuan Kegiatan yang jelas
  • Membahas isi kegiatan secara jelas & ringkas
  • Mencantumkan profil mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan
  • Menyertakan dokumentasi kegiatan acara pada tahun sebelumnya
  • Menuliskan kontrapetasi sponsorship yang jelas dan menguntungkan bagi pihak yang dimintai sponsor
  • Menyertakan gambar-gambar bentuk kontrapetasi

Itu dulu tips dari saya, good luck semoga berhasil mendapatkan sponsor.

International, Personal

My Seoul Experience

Alhamdulilah saya dapet kesempatan lagi mengikuti konferensi internasional. Acara konferensi berlangsung di Seoul, Korea Selatan selama kurang lebih 6 hari. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat dari kegiatan yang bernama Harvard Project for International Relation Academic Conference.

Saya menjadi delegasi Indonesia bersama 5 mahasiswa yang berasal dari UI dan Unbraw. Perjalanan untuk menuju ke konferensi ini cukup panjang dan melelahkan karena harus meminta bantuan dana dari para sponsor.

Perjalanan saya dimulai hari minggu tanggal 9 Agustus, karena dapat tiket promo Garuda yang cukup murah, perjalanan harus dilakukan pada tengah malam.

Cukup lama juga nunggu di bandara sama teman-teman sampai hampir ketiduran di kursi tunggu. Maklum persiapan keberangkatan baru mulai H-1, jadilah saya selama dua hari baru bisa packing, tukar uang ke Won, beli keperluan selama disana, dll.

Hari pertama

Pada hari pertama menjejakkan kaki di Seoul saya dan teman-teman sangat bersyukur karena setelah mengalami penerbangan yang cukup menegangkan karena cuaca yang buruk, akhirnya kami sampai juga ke Seoul pada pagi hari sekitar pukul 09.30

Turun dari pesawat tidak lupa kami siap-siap memakai masker, karena takut terjangkit virus H1N1 yang sempat membuat kami ragu untuk berangkat mengikuti konferensi ini.

Ternyata orang-orang di bandara Incheon  tidak banyak yang memakai masker, jadilah kami merasa agak canggung untuk terus memakainya. Sepertinya di Seoul, isu H1N1 tidak begitu mencemaskan. Alhamdulilah kami dijemput oleh seorang mahasiswi dari Indonesia,namanya mba Liyu. Rencananya kami akan dijemput oleh Kak Rusdi, senior di Fasilkom yang sekarang tengah menyelesaikan S2 di Korea Institute of Technology, tapi karena kak Rusdi ada kerjaan di kampus jadilah kami dijemput oleh Mba Liyu. Alhamdulilah, kami diberikan izin menempati rumah Kak Rusdi selama ia pulang ke Jakarta.

Perjalanan dari Airport menuju rumah kak Rumah kak Rusdi sangat melelahkan, selain karena cuacanya yang sangat panas juga karena harus mengangkat koper-koper smabil naik turun kereta Subway yang harus transit beberapa kali.

Hari kedua

Ke Syunkyunkwan University. Setelah mengalami perjalanan cukup jauh dan sempet beberapa kali nanya orang dimana letak kampus ini, akhirnya kami sampai juga ke kampus yang terletak di Suwon ini.

Tujuannya awalnya untuk observasi tempat acara tapi ternyata di hari kemudian saya baru mengetahui kalau tempat acaranya bukan di kampus ini…yaa maklumlah cuma modal peta dan kenekatan aja untuk sampe kesana

Hari ketiga

Pada hari ini saya dengan teman-teman mengikuti Seoul International Conference on Creativity. Acara konferensi ini diadakan di Seoul Press Center yang terletak di City Hall. Cukup banyak peserta dan wartawan yang hadir yang berasal dari berbagai negara, khususnya negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korsel. Topik yang dibahas diawali dengan pembahasan mengenai definisi dan bentuk kreatifitas yang mengarah ke tatanan kota metropolitan Seoul, maklum aja karena yang ngadain memang pemerintah kota Seoul.

Kami hanya mengikuti acara konferensi sampai siang, setelah makan siang mewah ala Korea yang bikin was-was karena harus ekstra hati-hati jangan sampai salah makan, kami diajak jalan-jalan oleh Kak Didit yang merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil S2 di Seoul National University(SNU).

Kak didit mengajak kami jalan-jalan ke sekitar City Hall & ke Myeondong yang merupakan kawasan perbelanjaan di Seoul. Karena harga baju, tas, sepatu-nya yang gila-gilaan saya cuma berani beli sovenir-sovenir kecil  seharga 1000-2000 won disana..ya lumayanlah buat oleh-oleh.

Ternyata personil Boys Before Flowers sangat laku jadi model iklan di berbagai toko. Kami sempat berfoto-foto bersama iklan yang menampilkan personil BBF..hehe saya nge-fans juga lho..terutama dengan Lee Min Ho,, tapi sayang nggak sempet ketemu BBF selama di Seoul..hiks-hiks


Pada saat kita pulang, sewaktu naik Railway kita melihat seseorang sedang membaca surat kabar ..dan ternyata ada FOTO KITA BERTIGA di koran itu..ketika menghadiri acara conference pada pagi hari nya
Mungkin orang-orang disana menganggap kehadiran tiga orang wanita berjilbab ke konferensi internasional merupakan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan menjadi topik surat kabar.
Seumur hidup itu pertama kalinya foto saya masuk surat kabar..haha
Hari keempat

Hari ini merupakan acara hari pertama HPAIR yakni Pre-Conference tour. Peserta dibagi ke beberapa kelompok, saya masuk ke salah satu kelompok paling kompak yang ada.

Ketua kelompok kami, Seijin Byeon, merupakan ketua kelompok terbaik menurut saya karena orangnya sangat ramah, suka menolong, dan ceria.

Kami diajak jalan-jalan ke istana Gyeongbokgung, City Hall,Cheonggyecheon, Seoul Monmyo, Wisata Kuliner di Restoran Tradisional Korea, Hang River Cruise membelah kota Seoul.

Hari kelima

Workshop hari pertama

Para pembicara diantaranya para profesor dari Hongkong dan dan pejabat pemerintahan Korsel yang menyampaikan materi tentang isu-isu pendidikan yang menjadi trend di kawasan Asia. Ada juga pembicara dari perusahaan swasta Intel Corp. dan organisasi riset internasional WIDE World, seperti Mrs Jay Lee dan Mrs. Jae Eun Hoo yang membawakan materi dengan sangat menarik. Ada juga aktivis NGO pendidikan di India yakni Mr. Benudhar Senapati.

Hari keenam

Workshop hari kedua Workshop hari kedua

Pembicara ada yang dari Indonesia, namanya Pak Zuhdi beliau adalah dosen fakultas pendidikan UIN yang juga menjadi direktur litbang Jalan Sesama, sebuah program edukasi anak di TV 7 yang bekerjama dengan Sesame Street,USA.

Profesor dari Yonsei University, Mr Sang Min Whang, yang membawakan materi dengan gaya kocak abis karena banyak menggunakan animasi dan game dalam slide yang dia sampaikan.

Ternyata hari itu adalah hari kemerdekaan Korsel, 15 Agustus. Kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Itaewon dulu sebelum pulang ke rumah.

Untuk menuju Itaewon, kami mendapatkan beberapa kali bantuan dari orang yang melihat kami sedang kebingungan. Pertama seorang kakek berusia 70 tahun yang masih kuat berjalan sendirian naik Subway, yang dengan sukarela mengantarkan kami hingga ke Itaewon kemudian setelah sampai di stasiun Itaewon kami bertemu dengan seorang muslimah asal Iran yang penampilannya sangat cool dan terlihat sangat tangguh(beneran..keren banget deh dia udah pernah berkelana ke US, UK, Australia)

Setelah berkunjung ke masjid Seoul kami bertemu dengan para muslimah yang ada di Seoul, ada mba Fatimah dari Indonesia yang bersuamikan warga Korea yang menetap disana sembari mengajar mengaji dan berdakwah(Subhanallah..mba Fatima ini sudah dari 1997 tinggal di Korea jadi sudah sangat fasih berbahasa Korea)

Habis shalat kemudian pamitan pulang, kami menyusuri jalan-jalan di sekitar masjid. Cukup banyak toko-toko yang menjual makanan halal dan produk-produk islami.

Tetapi nggak semua toko sekitar masjid bernuansa islami, kami juga menemukan beberapa club dan pub di sekitar kawasan masjid.

Karena lapar saya membeli kebab turki seharga 4000 won sepertinya halal karena atas rekomendasi muslimah dari Iran yang saya temui.

Hari ketujuh

Karena kecerobohan kami karena tidak menanyakan dulu dengan pasti dimana letak acara di hari itu jadilah kami bertiga nyasar sampai ke universitas Syunkwunkwan yang ada di Suwon. Jadi universitas itu memiliki dua kampus, yang pertama di Seoul, yang kedua di Suwon.

Karena di peta Subway yang stasiun yang tercantum nama universitas itu hanya ada di Suwon, kami mengira bahwa acara diadakan di kampus yang di Suwon itu.

Perjalanan menuju Suwon hingga balik ke Seoul memakan waktu selama 3 jam lebih, alhasil hari itu kami terlambat datang ke tempat acara. Kami memutuskan untuk tidak mengikuti seluruh acara workshop yang ada karena kami datang sangat terlambat, jadi lebih baik berlatih main angklung untuk pertunjukkan di international night malam itu.

International Night

Setelah berlatih angklung beberapa kali, para delegasi Indonesia dengan cukup percaya diri akan membawakan dua buah melodi, yang pertama lagu “Suwe Ora Jamu” dan “Twinkle-Twinkle Little Star”. Pada melodi kedua, kami meminta kesediaan dari para peserta lainnya untuk mencoba memainkan angklung diatas panggung. Antusiasme para peserta untuk mencoba memainkan angklung cukup besar, mereka senang sekali ketika mencoba membawakan lagu “Twinkle-Twinkle Little Star” yang sudah mereka kenal.

Hari kedelapan

Atas rekomendasi dari kak Didit, tempat belanja oleh-oleh yang murah adalah di Nangdaemun. Maka hari ini kita jalan-jalan kesana jadi kita nggak ikutan acara Fieldtrip karena harus bayar juga kalo mau ikutan.  Setelah puas beli oleh-oleh di Namdaemun, selanjutnya  kami menuju ke Hotel Shilla untuk mengikuti acara Gala Dinner. Wuih bener-bener gala dinner terkeren yang pernah saya ikuti setelah gala dinner di KL. Di acara ini kami semeja dengan para orang-orang keren ..Dahyeun Kang a.k.a Dani yang logat englishnya kaya’ bangsawan inggris..Christ dari Selandia baru serta Kim dari Korea..

Hari kesembilan

Jalan-jalan ke Insadong
Kawasan ini merupakan daerah yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang dateng ke Seoul. Banyak sekali tempat-tempat menarik yang kaya dengan kebudayaan korea. Disini juga dapat ditemukan berbagai macam toko yang menjual sovenir khas Korea.

Hari kesepuluh
Dari lepas shubuh kami sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Bandara ditemani suaminya mba Ria. Untuk ke bandara Incheon kami menggunakan bus dengan membayar sekitar 12.000 won.
Horee..waktunya pulang ke Indonesia

Special thanks to :
Kak Rusdi, Mba Liyu, Mba Ria, atas semua bantuannya..entah apa jadinya kami disana tanpa bantuan dari kalian.

Semua panitia HPAIR : You’re doing such a great job guys..

Para petunjuk jalan ketika kami tersesat: Iran Girl, Bapak Korea 1, Kakek Korea 2 (sorry we don’t know your name)

Dan semua peserta HPAIR Academic Conference(we really miss you guys..I hope all of you will become great people)

Personal

Alhamdulilah Akhirnya Sidang Terlewati…

Alhamdulilah…setelah beberapa bulan mengerjakan tugas akhir ini akhirnya bisa melewati sidang dengan baik..

Sebenarnya saya nggak percaya kalau saya bisa sidang di semester ini mengingat banyaknya hal senang-senang, jalan-jalan, urusan ini-itu yang saya lakukan. Dari mulai ikut pertukaran pelajar yang kebanyakan kegiatan jalan-jalannya- dari mulai Melaka sampai Pulau Sentosa, ikut2 acara konferensi dalam & luar negri yang membuat sama sekali nggak menyentuh TA selama sebulan, kegiatan cari sponsor sana-sini untuk membiayai biaya konferensi, dan lain-lain…

Alhamdulilah sungguh ini benar-benar merupakan  suatu karunia dari Allah, berkat do’a kedua orangtua  dan juga tak lepas dari kebaikan kedua pembimbing TA saya..

Semua yang saya jalani di semester ini benar-benar luar biasa..nggak pernah terbayang akan mengakhiri kuliah dengan begitu banyak pengalaman istimewa..

~Still waiting for the next chapter of my life,

seems to be a little bit different than what’ve been planned before.