Alhamdulilah saya dapet kesempatan lagi mengikuti konferensi internasional. Acara konferensi berlangsung di Seoul, Korea Selatan selama kurang lebih 6 hari. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat dari kegiatan yang bernama Harvard Project for International Relation Academic Conference.
Saya menjadi delegasi Indonesia bersama 5 mahasiswa yang berasal dari UI dan Unbraw. Perjalanan untuk menuju ke konferensi ini cukup panjang dan melelahkan karena harus meminta bantuan dana dari para sponsor.
Perjalanan saya dimulai hari minggu tanggal 9 Agustus, karena dapat tiket promo Garuda yang cukup murah, perjalanan harus dilakukan pada tengah malam.
Cukup lama juga nunggu di bandara sama teman-teman sampai hampir ketiduran di kursi tunggu. Maklum persiapan keberangkatan baru mulai H-1, jadilah saya selama dua hari baru bisa packing, tukar uang ke Won, beli keperluan selama disana, dll.
Hari pertama
Pada hari pertama menjejakkan kaki di Seoul saya dan teman-teman sangat bersyukur karena setelah mengalami penerbangan yang cukup menegangkan karena cuaca yang buruk, akhirnya kami sampai juga ke Seoul pada pagi hari sekitar pukul 09.30
Turun dari pesawat tidak lupa kami siap-siap memakai masker, karena takut terjangkit virus H1N1 yang sempat membuat kami ragu untuk berangkat mengikuti konferensi ini.
Ternyata orang-orang di bandara Incheon tidak banyak yang memakai masker, jadilah kami merasa agak canggung untuk terus memakainya. Sepertinya di Seoul, isu H1N1 tidak begitu mencemaskan. Alhamdulilah kami dijemput oleh seorang mahasiswi dari Indonesia,namanya mba Liyu. Rencananya kami akan dijemput oleh Kak Rusdi, senior di Fasilkom yang sekarang tengah menyelesaikan S2 di Korea Institute of Technology, tapi karena kak Rusdi ada kerjaan di kampus jadilah kami dijemput oleh Mba Liyu. Alhamdulilah, kami diberikan izin menempati rumah Kak Rusdi selama ia pulang ke Jakarta.
Perjalanan dari Airport menuju rumah kak Rumah kak Rusdi sangat melelahkan, selain karena cuacanya yang sangat panas juga karena harus mengangkat koper-koper smabil naik turun kereta Subway yang harus transit beberapa kali.
Hari kedua
Ke Syunkyunkwan University. Setelah mengalami perjalanan cukup jauh dan sempet beberapa kali nanya orang dimana letak kampus ini, akhirnya kami sampai juga ke kampus yang terletak di Suwon ini.
Tujuannya awalnya untuk observasi tempat acara tapi ternyata di hari kemudian saya baru mengetahui kalau tempat acaranya bukan di kampus ini…yaa maklumlah cuma modal peta dan kenekatan aja untuk sampe kesana
Hari ketiga
Pada hari ini saya dengan teman-teman mengikuti Seoul International Conference on Creativity. Acara konferensi ini diadakan di Seoul Press Center yang terletak di City Hall. Cukup banyak peserta dan wartawan yang hadir yang berasal dari berbagai negara, khususnya negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korsel. Topik yang dibahas diawali dengan pembahasan mengenai definisi dan bentuk kreatifitas yang mengarah ke tatanan kota metropolitan Seoul, maklum aja karena yang ngadain memang pemerintah kota Seoul.
Kami hanya mengikuti acara konferensi sampai siang, setelah makan siang mewah ala Korea yang bikin was-was karena harus ekstra hati-hati jangan sampai salah makan, kami diajak jalan-jalan oleh Kak Didit yang merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil S2 di Seoul National University(SNU).
Kak didit mengajak kami jalan-jalan ke sekitar City Hall & ke Myeondong yang merupakan kawasan perbelanjaan di Seoul. Karena harga baju, tas, sepatu-nya yang gila-gilaan saya cuma berani beli sovenir-sovenir kecil seharga 1000-2000 won disana..ya lumayanlah buat oleh-oleh.
Ternyata personil Boys Before Flowers sangat laku jadi model iklan di berbagai toko. Kami sempat berfoto-foto bersama iklan yang menampilkan personil BBF..hehe saya nge-fans juga lho..terutama dengan Lee Min Ho,, tapi sayang nggak sempet ketemu BBF selama di Seoul..hiks-hiks
Pada saat kita pulang, sewaktu naik Railway kita melihat seseorang sedang membaca surat kabar ..dan ternyata ada FOTO KITA BERTIGA di koran itu..ketika menghadiri acara conference pada pagi hari nya
Mungkin orang-orang disana menganggap kehadiran tiga orang wanita berjilbab ke konferensi internasional merupakan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan menjadi topik surat kabar.
Seumur hidup itu pertama kalinya foto saya masuk surat kabar..haha
Hari keempat
Hari ini merupakan acara hari pertama HPAIR yakni Pre-Conference tour. Peserta dibagi ke beberapa kelompok, saya masuk ke salah satu kelompok paling kompak yang ada.
Ketua kelompok kami, Seijin Byeon, merupakan ketua kelompok terbaik menurut saya karena orangnya sangat ramah, suka menolong, dan ceria.
Kami diajak jalan-jalan ke istana Gyeongbokgung, City Hall,Cheonggyecheon, Seoul Monmyo, Wisata Kuliner di Restoran Tradisional Korea, Hang River Cruise membelah kota Seoul.
Hari kelima
Workshop hari pertama
Para pembicara diantaranya para profesor dari Hongkong dan dan pejabat pemerintahan Korsel yang menyampaikan materi tentang isu-isu pendidikan yang menjadi trend di kawasan Asia. Ada juga pembicara dari perusahaan swasta Intel Corp. dan organisasi riset internasional WIDE World, seperti Mrs Jay Lee dan Mrs. Jae Eun Hoo yang membawakan materi dengan sangat menarik. Ada juga aktivis NGO pendidikan di India yakni Mr. Benudhar Senapati.
Hari keenam
Workshop hari kedua Workshop hari kedua
Pembicara ada yang dari Indonesia, namanya Pak Zuhdi beliau adalah dosen fakultas pendidikan UIN yang juga menjadi direktur litbang Jalan Sesama, sebuah program edukasi anak di TV 7 yang bekerjama dengan Sesame Street,USA.
Profesor dari Yonsei University, Mr Sang Min Whang, yang membawakan materi dengan gaya kocak abis karena banyak menggunakan animasi dan game dalam slide yang dia sampaikan.
Ternyata hari itu adalah hari kemerdekaan Korsel, 15 Agustus. Kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Itaewon dulu sebelum pulang ke rumah.
Untuk menuju Itaewon, kami mendapatkan beberapa kali bantuan dari orang yang melihat kami sedang kebingungan. Pertama seorang kakek berusia 70 tahun yang masih kuat berjalan sendirian naik Subway, yang dengan sukarela mengantarkan kami hingga ke Itaewon kemudian setelah sampai di stasiun Itaewon kami bertemu dengan seorang muslimah asal Iran yang penampilannya sangat cool dan terlihat sangat tangguh(beneran..keren banget deh dia udah pernah berkelana ke US, UK, Australia)
Setelah berkunjung ke masjid Seoul kami bertemu dengan para muslimah yang ada di Seoul, ada mba Fatimah dari Indonesia yang bersuamikan warga Korea yang menetap disana sembari mengajar mengaji dan berdakwah(Subhanallah..mba Fatima ini sudah dari 1997 tinggal di Korea jadi sudah sangat fasih berbahasa Korea)
Habis shalat kemudian pamitan pulang, kami menyusuri jalan-jalan di sekitar masjid. Cukup banyak toko-toko yang menjual makanan halal dan produk-produk islami.
Tetapi nggak semua toko sekitar masjid bernuansa islami, kami juga menemukan beberapa club dan pub di sekitar kawasan masjid.
Karena lapar saya membeli kebab turki seharga 4000 won sepertinya halal karena atas rekomendasi muslimah dari Iran yang saya temui.
Hari ketujuh
Karena kecerobohan kami karena tidak menanyakan dulu dengan pasti dimana letak acara di hari itu jadilah kami bertiga nyasar sampai ke universitas Syunkwunkwan yang ada di Suwon. Jadi universitas itu memiliki dua kampus, yang pertama di Seoul, yang kedua di Suwon.
Karena di peta Subway yang stasiun yang tercantum nama universitas itu hanya ada di Suwon, kami mengira bahwa acara diadakan di kampus yang di Suwon itu.
Perjalanan menuju Suwon hingga balik ke Seoul memakan waktu selama 3 jam lebih, alhasil hari itu kami terlambat datang ke tempat acara. Kami memutuskan untuk tidak mengikuti seluruh acara workshop yang ada karena kami datang sangat terlambat, jadi lebih baik berlatih main angklung untuk pertunjukkan di international night malam itu.
International Night
Setelah berlatih angklung beberapa kali, para delegasi Indonesia dengan cukup percaya diri akan membawakan dua buah melodi, yang pertama lagu “Suwe Ora Jamu” dan “Twinkle-Twinkle Little Star”. Pada melodi kedua, kami meminta kesediaan dari para peserta lainnya untuk mencoba memainkan angklung diatas panggung. Antusiasme para peserta untuk mencoba memainkan angklung cukup besar, mereka senang sekali ketika mencoba membawakan lagu “Twinkle-Twinkle Little Star” yang sudah mereka kenal.
Hari kedelapan
Atas rekomendasi dari kak Didit, tempat belanja oleh-oleh yang murah adalah di Nangdaemun. Maka hari ini kita jalan-jalan kesana jadi kita nggak ikutan acara Fieldtrip karena harus bayar juga kalo mau ikutan. Setelah puas beli oleh-oleh di Namdaemun, selanjutnya kami menuju ke Hotel Shilla untuk mengikuti acara Gala Dinner. Wuih bener-bener gala dinner terkeren yang pernah saya ikuti setelah gala dinner di KL. Di acara ini kami semeja dengan para orang-orang keren ..Dahyeun Kang a.k.a Dani yang logat englishnya kaya’ bangsawan inggris..Christ dari Selandia baru serta Kim dari Korea..
Hari kesembilan
Jalan-jalan ke Insadong
Kawasan ini merupakan daerah yang wajib dikunjungi oleh wisatawan yang dateng ke Seoul. Banyak sekali tempat-tempat menarik yang kaya dengan kebudayaan korea. Disini juga dapat ditemukan berbagai macam toko yang menjual sovenir khas Korea.
Hari kesepuluh
Dari lepas shubuh kami sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Bandara ditemani suaminya mba Ria. Untuk ke bandara Incheon kami menggunakan bus dengan membayar sekitar 12.000 won.
Horee..waktunya pulang ke Indonesia
Special thanks to :
Kak Rusdi, Mba Liyu, Mba Ria, atas semua bantuannya..entah apa jadinya kami disana tanpa bantuan dari kalian.
Semua panitia HPAIR : You’re doing such a great job guys..
Para petunjuk jalan ketika kami tersesat: Iran Girl, Bapak Korea 1, Kakek Korea 2 (sorry we don’t know your name)
Dan semua peserta HPAIR Academic Conference(we really miss you guys..I hope all of you will become great people)